RAKYAT memang sudah lama curiga kalau kasus korupsi migas ini bakal banyak drama, dan benar saja, si bos minyak Riza Chalid sekarang entah di mana.
Menurut data Ditjen Imigrasi, Riza diketahui meninggalkan Indonesia lewat Bandara Soekarno-Hatta pada 6 Februari 2025 menuju Malaysia. Sejak itu, batang hidungnya tak pernah terlihat lagi.
“Berdasarkan sistem APK V4.0.4 kami, Mohamad Riza Chalid keluar meninggalkan wilayah Indonesia pada tanggal 06-02-2025 menuju Malaysia,” kata Plt. Dirjen Imigrasi Yuldi Yusman blak-blakan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Masalahnya, pemerintah Indonesia terkesan cuma bisa mengandalkan surat menyurat.
“Kami sudah berkoordinasi dengan perwakilan di Malaysia dan Singapura untuk mencari keberadaan yang bersangkutan,” tambah Yuldi, dengan nada seolah itu sudah cukup.
Sementara rakyat geram karena duit negara disikat habis-habisan, para pejabat masih sibuk kirim-kirim nota diplomatik. Katanya sih sudah ada kontak dengan imigrasi Malaysia dan Polisi Diraja Malaysia.
Baca Juga:
Likuiditas Bank BUMN Longgar, Rosan Dukung Penempatan Rp200 Triliun Pemerintah
Akhir Era Naturalisasi Baru, Erick Thohir Andalkan Diaspora dan Liga
Tanpa Impor, Produksi Beras 2025 Diproyeksi Tembus 34 Juta Ton
Singapura Lempar Bola: Riza Sudah Lama Tak Terlihat di Sana
Lucunya lagi, sempat muncul isu Riza kabur ke Singapura, tapi pemerintah sana langsung lempar bola. Katanya, Riza sudah lama nggak main ke sana.
Kementerian Luar Negeri Singapura dalam pernyataan resmi yang dikutip 16 Juli 2025 membantah dengan data catatannya.
“Catatan imigrasi kami menunjukkan bahwa Muhammad Riza Chalid tidak sedang berada di Singapura dan yang bersangkutan sudah lama tidak memasuki Singapura,” katanya.
Singapura bahkan sempat bilang siap bantu kalau diminta secara resmi, tapi intinya mereka cuci tangan. Nah lho, Indonesia malah kelihatan seperti anak bawang di meja perundingan.
Baca Juga:
Solusi dari Kementan untuk Petani Hadapi Cuaca Ekstrem
Tren Press Release Galeri Foto Perkuat Branding Dan Transparansi
Gempa Poso Magnitudo 6,0: Satu Korban Jiwa dan Puluhan Rumah Rusak
Menurut Yuldi Yusman, Riza memang sempat tercatat masuk Singapura Agustus 2024, tapi cuma sebagai pengunjung biasa.
“Yang bersangkutan datang dengan status visitor dan bukan pemegang permanent resident,” jelasnya.
Sayangnya, sampai sekarang, nggak jelas langkah serius apa yang dilakukan pemerintah buat tarik Riza pulang. Rakyat lagi-lagi cuma disuguhi janji manis koordinasi lintas negara.
Kejagung Janji Cari Sampai Dapat, Rakyat Masih Ragu
Kejaksaan Agung sendiri mengakui kalau saat mereka menetapkan Riza sebagai tersangka, dia sudah tidak ada di Indonesia.
“Berdasarkan informasi, yang bersangkutan tidak tinggal di dalam negeri,” kata Direktur Penyidikan pada Jampidsus Kejagung, Abdul Qohar.
Abdul Qohar bilang sudah bekerja sama dengan perwakilan kejaksaan di Singapura buat bantu cari. Tapi rakyat tahu, kerja sama model begini ujung-ujungnya bisa lama dan ujung-ujungnya juga bisa mentok.
Baca Juga:
SBSN Kuatkan Fondasi Keuangan Syariah, Porsi Aset Tembus 51,42 Persen
Harga Murah Pati Kacang Polong Kanada Picu Penyelidikan Antidumping Tiongkok
CSA Index Agustus 2025 Jadi Sinyal Kuat Sektor Energi dan Teknologi Menguat
Kasus yang menyeret Riza ini bukan ecek-ecek. Dia diduga terlibat korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor KKKS tahun 2018–2023. Nilainya? Triliunan rupiah.
Riza adalah beneficial owner PT Orbit Terminal Merak, salah satu dari delapan tersangka baru.
Hebatnya lagi, dia sudah kabur duluan sebelum dipanggil sebagai tersangka. Ini bukan kebetulan, ini strategi.
Sayangnya, pemerintah malah sibuk bikin pernyataan pers, padahal kalau mau serius, banyak cara bisa diambil buat seret dia pulang.
Komentar Rakyat: Jangan Cuma Omdo, Seret Dong!
Banyak rakyat di media sosial sudah nggak sabar. “Kalau cuma buat jumpa pers mah kita juga bisa,” tulis seorang netizen di X (dulu Twitter).
Ada juga yang nyeletuk: “Kasus besar gini kok gampang banget kabur? Negara kalah sama satu orang?” Begitulah suara rakyat yang sudah muak sama korupsi.
Pemerintah mestinya sadar, kalau lambat, rakyat bakal makin kehilangan kepercayaan.
Riza mungkin asyik ngopi di Kuala Lumpur, sementara rakyat cuma bisa gigit jari nungguin duit negara balik.
Semoga saja ini jadi tamparan buat penegak hukum supaya lebih sigap.
Jangan sampai kejadian lama terulang lagi: maling duit negara bisa jalan-jalan santai di luar negeri tanpa tersentuh hukum.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Kongsinews.com dan Hilirisasinews.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Halloup.com dan Halloupdate.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Jatimraya.com dan Hellocianjur.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center














