Kesepakatan Dagang AS-Indonesia: Terobosan Strategis atau Upeti Modern?

IHSG terbang tinggi. Tapi benarkah ini kemenangan diplomatik? Atau Indonesia justru sedang membuka celah intervensi asing lewat pasal perlindungan investor?

Avatar photo

- Jurnalis

Selasa, 29 Juli 2025 - 13:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

IHSG cetak rekor tertinggi di Asia usai pengumuman kesepakatan dagang. (Dok. (BEI). (Dok. idx.co.id)

IHSG cetak rekor tertinggi di Asia usai pengumuman kesepakatan dagang. (Dok. (BEI). (Dok. idx.co.id)

DALAM waktu kurang dari sepekan sejak pengumuman resmi kesepakatan dagang Indonesia-Amerika Serikat pada 22 Juli 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat lonjakan sebesar 6,8%.

Ini merupakan kenaikan tertinggi di antara seluruh bursa saham Asia hingga 28 Juli 2025.

Pasar bereaksi cepat. Investor institusi dari Amerika, Jepang, dan Uni Emirat Arab disebut-sebut mempercepat alokasi dana ke sektor energi baru, infrastruktur logistik, dan manufaktur berbasis hilirisasi mineral di Indonesia.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sektor yang paling diuntungkan? Pertambangan nikel, energi hijau, serta produsen komponen baterai listrik — semuanya mencetak capital inflow berskala jumbo.

“Kesepakatan ini bukan hanya membuka pintu perdagangan bebas, tapi memperluas keran investasi langsung dari AS yang selama ini lebih konservatif di Indonesia,” kata Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS).

Apa Isi Kesepakatan Dagang AS-Indonesia?

Kesepakatan strategis tersebut, yang ditandatangani oleh Presiden Prabowo dan Presiden Donald Trump dalam kunjungan bilateral di Jakarta, mencakup lima bidang utama:

1. Penghapusan tarif untuk 117 komoditas ekspor Indonesia ke AS, termasuk tekstil, kopi, dan komponen baterai.

2. Komitmen investasi AS senilai USD 22 miliar dalam lima tahun ke depan di bidang hilirisasi mineral dan pertahanan.

3. Kolaborasi teknologi dan pertukaran data industri strategis.

4. Fasilitasi kerja sama energi baru dan terbarukan.

5. Jaminan proteksi hukum untuk investor AS di sektor strategis.

Pemerintah menyebut ini sebagai “Kesepakatan Ekonomi Strategis” yang akan mempercepat transformasi industri dalam negeri dan memperkuat posisi tawar Indonesia di tataran geopolitik global.

Apakah Indonesia Sedang Menjual Kedaulatan Industrinya?

Tak semua pihak bersorak. Di balik angka IHSG yang meroket, muncul pertanyaan krusial: Apakah Indonesia sedang menukar kemerdekaan industrinya demi suntikan dana asing?

Penghapusan tarif bagi komoditas unggulan Indonesia jelas menguntungkan. Tapi beberapa analis mempertanyakan pasal-pasal “perlindungan investor” dalam kesepakatan ini.

“Pasal-pasal itu memungkinkan korporasi asing menggugat kebijakan nasional jika dinilai merugikan investasi mereka.”

“Ini membuka ruang bagi tekanan politik ekonomi secara terselubung,” ujar Anis Hidayah, pengamat kebijakan publik dari Universitas Paramadina.

Tak hanya itu, klausul kerja sama pertahanan juga dinilai terlalu luas dan bisa memicu ketegangan dengan Tiongkok, mitra dagang terbesar Indonesia saat ini.

“Indonesia perlu menjaga keseimbangan strategis. Jangan terjebak dalam poros geopolitik yang justru mengebiri independensi kebijakan ekonomi kita,” tulis editorial Nikkei Asia edisi 24 Juli 2025.

Ekonomi Tidak Butuh Simbol, Tapi Struktur yang Berkeadilan

IHSG yang terbang memang menggembirakan, tapi realitas lapangan masih menyimpan tanda tanya.

Apakah petani kopi di Toraja merasakan manfaat dari bebas tarif ekspor? Apakah buruh tekstil di Majalaya akan mendapatkan upah yang lebih layak?

Tanpa distribusi keuntungan yang merata, kesepakatan ini berisiko menjadi simbolisme elite belaka. Euforia modal masuk tak selalu berarti pertumbuhan ekonomi yang adil.

Bila tidak dibarengi dengan penguatan regulasi domestik, peningkatan kapasitas UMKM, dan sistem distribusi yang adil.

Maka kesepakatan ini akan menjadi jalan satu arah menuju ketimpangan struktural.

Momentum untuk Reposisi Ekonomi Global

Namun, terlepas dari risiko-risiko tersebut, kesepakatan ini juga membuka peluang strategis.

Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa ia bukan lagi negara penerima kebijakan, tapi perancang arsitektur baru dalam percaturan global.

Jika dikelola dengan transparansi, keberanian, dan keberpihakan pada rakyat, maka kesepakatan ini bisa menjadi fondasi menuju kedaulatan ekonomi yang sesungguhnya.

Bukan sekadar “kesepakatan dagang,” tapi penegasan: Indonesia ingin naik kelas — dari pinggiran ke panggung utama geopolitik dunia.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Arahnews.com dan Haloagro.com.

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Sentranews.com dan Indonesiaraya.co.id.

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hellojateng.com dan Hariankarawang.com.

Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

Berita Terkait

Likuiditas Bank BUMN Longgar, Rosan Dukung Penempatan Rp200 Triliun Pemerintah
Tanpa Impor, Produksi Beras 2025 Diproyeksi Tembus 34 Juta Ton
Solusi dari Kementan untuk Petani Hadapi Cuaca Ekstrem
Tren Press Release Galeri Foto Perkuat Branding Dan Transparansi
SBSN Kuatkan Fondasi Keuangan Syariah, Porsi Aset Tembus 51,42 Persen
CSA Index Agustus 2025 Jadi Sinyal Kuat Sektor Energi dan Teknologi Menguat
Langkah Nyata Pertamina Drilling Manfaatkan Flare Gas untuk Rig
Strategi Press Release Berbayar untuk Jaminan Publikasi Cepat dan Tepat Sasaran

Berita Terkait

Rabu, 17 September 2025 - 09:36 WIB

Likuiditas Bank BUMN Longgar, Rosan Dukung Penempatan Rp200 Triliun Pemerintah

Kamis, 4 September 2025 - 06:39 WIB

Tanpa Impor, Produksi Beras 2025 Diproyeksi Tembus 34 Juta Ton

Jumat, 22 Agustus 2025 - 15:32 WIB

Solusi dari Kementan untuk Petani Hadapi Cuaca Ekstrem

Selasa, 19 Agustus 2025 - 11:00 WIB

Tren Press Release Galeri Foto Perkuat Branding Dan Transparansi

Kamis, 14 Agustus 2025 - 07:01 WIB

SBSN Kuatkan Fondasi Keuangan Syariah, Porsi Aset Tembus 51,42 Persen

Berita Terbaru