DALAM sebuah dunia yang semakin terpolarisasi antara proteksionisme ekonomi dan tekanan geopolitik, pertemuan bilateral Presiden Indonesia Prabowo Subianto dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva minggu ini menghadirkan pesan berbeda yang lebih halus namun bermakna.
Di halaman Istana Palácio do Planalto, Rabu (9/7/2025), setelah serangkaian pembahasan serius mengenai perdagangan, pangan, energi, dan pertahanan, kedua pemimpin mengakhiri pernyataan pers dengan saling bertukar sapaan dalam bahasa masing-masing.
“Terima kasih,” ujar Lula, dalam bahasa Indonesia yang sederhana namun penuh arti, seperti dikutip situs resmi kepresidenan Brasil.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Seketika Prabowo tersenyum, membalas dengan ucapan, “Obrigado,” dalam bahasa Portugis Brasil.
Gestur ini lebih dari sekadar sopan santun; ia mencerminkan nilai inti dari diplomasi kontemporer: kesetaraan antarnegara dan pengakuan bahwa kerjasama ekonomi global tidak hanya berbasis angka tetapi juga hubungan antarmanusia.
Bagi Indonesia, dengan posisinya sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, lawatan ini adalah bagian dari strategi memperluas pasar dan memastikan komoditasnya tetap kompetitif di era ketidakpastian perdagangan dunia.
Baca Juga:
Likuiditas Bank BUMN Longgar, Rosan Dukung Penempatan Rp200 Triliun Pemerintah
Akhir Era Naturalisasi Baru, Erick Thohir Andalkan Diaspora dan Liga
Tanpa Impor, Produksi Beras 2025 Diproyeksi Tembus 34 Juta Ton
Sementara bagi Brasil, sebagai penghasil pangan terbesar dan anggota BRICS, kemitraan dengan Indonesia berarti memperkuat posisinya dalam rantai pasok global dengan pasar yang lebih luas di Asia.
Kerjasama Ekonomi Dua Demokrasi Besar Global Selatan dalam Kerangka Perdagangan Bebas
Di balik momen hangat itu, pertemuan bilateral menyepakati arah kerjasama strategis di beberapa bidang prioritas: perdagangan bebas berbasis aturan, ketahanan pangan, energi hijau, dan alih teknologi.
Brasil menawarkan peluang impor kedelai, daging, dan gula dengan skema tarif kompetitif, sejalan dengan prinsip keterbukaan pasar yang selama ini didorong kedua negara melalui G20 dan BRICS.
Indonesia melihat peluang besar bagi ekspor karet, kelapa sawit berkelanjutan, produk tekstil, serta untuk menarik investasi energi terbarukan dari Brasil yang kini menjadi salah satu pemimpin bioenergi dunia.
Baca Juga:
Solusi dari Kementan untuk Petani Hadapi Cuaca Ekstrem
Tren Press Release Galeri Foto Perkuat Branding Dan Transparansi
Gempa Poso Magnitudo 6,0: Satu Korban Jiwa dan Puluhan Rumah Rusak
“Brasil dan Indonesia memiliki visi yang sama: ekonomi hijau dan perdagangan terbuka untuk mendukung pertumbuhan inklusif,” tegas Lula dalam pernyataan bersama.
Prabowo menambahkan bahwa Indonesia “berkomitmen pada pasar bebas yang berbasis aturan dan percaya pada multilateralisme sebagai jalan pertumbuhan jangka panjang”.
Pernyataan ini selaras dengan semangat liberalisme ekonomi yang telah menjadi bagian kebijakan luar negeri kedua negara, yang menolak tren isolasionisme yang muncul sejak pandemi.
Mengapa Diplomasi Personal Penting di Era Fragmentasi Geopolitik Ekonomi Dunia
Momen saling menyapa dengan bahasa tamu dan tuan rumah itu mencerminkan juga kekuatan soft power dalam diplomasi.
Di saat sistem perdagangan multilateral tengah mendapat tekanan dari rivalitas besar kekuatan dunia, termasuk antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Sebagai dua negara demokrasi besar di belahan selatan bumi, Indonesia dan Brasil kini melihat diri mereka sebagai pilar baru multilateralisme yang inklusif di luar bayang-bayang kekuatan tradisional.
Baca Juga:
SBSN Kuatkan Fondasi Keuangan Syariah, Porsi Aset Tembus 51,42 Persen
Harga Murah Pati Kacang Polong Kanada Picu Penyelidikan Antidumping Tiongkok
CSA Index Agustus 2025 Jadi Sinyal Kuat Sektor Energi dan Teknologi Menguat
Diplomasi personal seperti ini penting bukan hanya untuk membangun rasa saling percaya antar-pemimpin.
Tetapi juga memberi sinyal pada komunitas bisnis internasional bahwa kerja sama lintas budaya dan politik tetap mungkin terjadi.
Hal ini relevan ketika banyak negara kini kembali pada kebijakan proteksionis untuk melindungi industri dalam negeri, yang justru seringkali merugikan konsumen dan memperlambat pertumbuhan global.
Globalisasi, kendati dikritik, tetap menjadi jalan yang paling efisien untuk meningkatkan kesejahteraan, dan Indonesia–Brasil menunjukkan bahwa pendekatan sentris pragmatis bisa mempertahankan keterbukaan sekaligus melindungi kepentingan nasional.
Diplomasi Global Selatan Perlu Sentuhan Personal yang Progresif
Lawatan Prabowo ke Brasil kali ini adalah contoh bahwa diplomasi tidak selalu harus kaku, dan pasar bebas tidak hanya soal angka perdagangan tetapi juga tentang kepercayaan antarnegara.
Dengan memperkuat hubungan Indonesia–Brasil, kedua negara memberikan pesan penting pada dunia: multilateralisme berbasis aturan tetap relevan, globalisasi perlu diperbaiki namun bukan ditinggalkan.
Sentuhan personal seperti saling menyapa dalam bahasa lawan bicara bisa menjadi jembatan penting dalam membangun hubungan ekonomi yang lebih erat.
Ekonomi global tidak hanya memerlukan deregulasi, keterbukaan pasar, dan integrasi rantai pasok; tetapi juga pemimpin-pemimpin yang berani menunjukkan komitmen mereka terhadap keterbukaan dengan cara yang manusiawi.
Bagi Indonesia, ini merupakan langkah penting memperkuat akses ke Amerika Latin dan menunjukkan kesiapan untuk menjadi pemain yang lebih besar dalam perdagangan global.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infopeluang.com dan Ekonominews.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Lingkarin.com dan Kontenberita.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hallokaltim.com dan Apakabarbogor.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center













